Senin, 27 Oktober 2014

Pemuda dan fenomena cabe-cabean



Pengertian Generasi Muda

Pemuda/masa muda pada umumnya memeliki arti suatu tahap dalam pembentukan kepribadian manusia dalam proses mencari jati diri. Generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa, masa depan suatu bangsa ini terletak pada generasi mudanya sebab merekalah yang nantinya menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Suatu harapan yang sangat besar terhadap generasi muda ini.
 
Pada sisi lain hal itu menimbulkan suatu tanggung jawab yang sangat besar yang harus dipikul oleh generasi muda . Artinya generasi muda harus menjadi sosok yang mampu memenuhi harapan tersebut. Oleh karena itu, hal-hal yang menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan dan perkembangan masyarakat, yaitu dengan dibekali ilmu pengetahuan dan pengarahan tentang pengembangan generasi muda menuju kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja . Salah satu cara dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Dengan bekal seperti itu setiap pemuda Indonesia akan semakin bernilai dalam proses pembangunan
Namun di samping itu setiap generasi senantiasa dihadapkan pada situasi, kondisi, tantangan dan permasalahan yang berbeda. Problem itu disebabkan karena akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyesuaian dirinya dengan situasi yang baru.

Fenomena cabe-cabean

Pada masa sekarang ini anak muda yang pergaulannya bebas tak hanya laki-laki saja, bahkan gadis belia pun sekarang sudah hampir menyainginya, ini yg disebut dengan cabe-cabean. apa itu cabe-cabean? Cabe-cabean adalah gadis belia usia belasan tahun yang memiliki kebiasaan khas. Pengaruh pergaulan bebas dan perkembangan teknologi yang membuatnya asik dengan dunianya sendiri. Atau gadis belia yang berada di titik kelabilan dan sedang mecari jati diri yang memiliki hobi senang-senang saja dalam hal materi. Latar belakang mereka bisa jadi cabe-cabean itu tidak jauh dari lingkungan hidup mereka sendiri. Entah dari kurangnya perhatian orang tua, pergaulannya yang sangat bebas, dan yang sering terjadi karena ekonomi. Cabe-cabean itu biasanya memiliki ciri sebagai berikut :
  • -          Selalu memakai pakain yang cerah-cerah
  • -          Naik kendaraan roda dua itu sampai 3 orang
  • -          Kalau naik kendaraan suka main hp dan cari perhatian
  • -          Make up salah waktu, kadang putihnya muka suka lebih dari leher
  • -          Pacaran disembarang tempat
  • -          Selalu bangga dengan hasil foto editan
  • -          Hobi update status
  • -          Berbaju minim di tempat umum
Hubungan pemuda dengan cabe-cabean

Keterkaitan pemuda dengan cabe-cabean dapat kita lihat pada kenakalan remaja saat ini. Kenakalan remaja yang kita ketahui banyak sekali, tapi yang berhubungan dengan cabe-cabean yaitu balapan liar. Anda tau apa itu yg namanya balapan liar? ya, balapan sepeda motor roda dua yang tidak ada persetujuan resmi untuk diadakannya balapan, dan selalu diadakan pada larut malam. biasanya para balapan ini digandrungi kalangan muda. Disetiap balapan sepeda motor selalu ada "rider" dalam balapan liar mereka menyebutnya para "joki". Balapan liar ini tidak hanya diikuti oleh kalangan laki-laki saja, ada juga para cabe-cabean ikut serta dalam hal ini dan para cabe-cabean ini biasanya jadi bonus taruhan para joki. maksudnya bonus itu, jika salah satu dari joki ini menang mereka akan dapat mempacarinya. dan para joki ini biasanya selalu membawa cabe-cabean andalannya. cabe-cabean hanyalah bonusnya, artinya taruhan utamanya tetap saja uang. Dibalik kemenangan joki selalu ada orang yang berperan penting, seperti mekanik dan anak-anak bengkelnya masing-masing. Jadi para joki ini biasanya hanya dapet beberapa persen saja dan bonus selalu jatuh ke joki. Sisanya masuk duit khas bengkel untuk membuat kuda besi menjadi lebih ditakuti.


Pada masa kini pergaulan kalangan muda memang sangat bebas. Namun dengan adanya kerjasama antar orang tua, sekolah/universitas, masyarakat, dan pemerintah dalam menanggulangi masalah ini agar tercipta lingkungan yang kondusif, maka generasi muda Indonesia senantiasa mampu menjawab setiap tantangan dan permasalahan yang dihadapi pada zamannya.

Referensi :

Sabtu, 18 Oktober 2014

Pengertian Individu, Keluarga dan Fungsi Keluarga



        Pengertian Individu Menurut Para Ahli
1. Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
  • Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
  • Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
  • Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
  • Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok sosial yang sering disebut masyarakat 
2. Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.

      Pengertian keluarga menurut para ahli
1.Sigmund Freud
keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Lain halnya Adler berpendapat bahwa mahligai keluarga itu dibangun berdasarkan pda hasrat atau nafsu berkuasa.

2. Durkheim
berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik , ekonomi dan keluarga.

3. Ki Hajar Dewantara s
sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itub untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

      Hubungan individu dengan keluarga
Hubungan ini sangatlah mutlak. Dikarenakan individu terlahir dari keluarga, tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang suatu saat individu ini akan membentuk keluarganya sendiri. Peran individu dalam keuarga merupakan resultan dari relasi biologis, psikologis dan sosial. Relasi khusus ini mencakup kebudayaan lingkungan keluarga yang dinyatakan melalui bahasa (adat- istiadat, kebiasaan, norma-norma, dan nilai-nilai agama). 

      Fungsi keluarga
1. Fungsi Pendidikan
Dalam hal initugas keluarga adalah membidik menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.

2. Fungsi Sosialisasi anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

3. Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.

4. Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbukan keharmonisan dalam keluarga

5. Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatu kehidupan ini dan kehidupan lain setelah di dunia ini.

6. Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga

7. Fungsi Rekreatif 
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan dirumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.

8. Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

Menurut William J.Goode (1983), keluarga dibentuk dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Pemuas kebutuhan individual
2. Reproduksi
3. Pemeliharaan
4. Sosialisasi
5. Penempatan anak dalam masyarakat
6. Pengaturan seksual
7. Kontrol sosial

Bahwa keluarga mempunyai fungsi sebagai pemuas kebutuhan pribadi, dapat ditunjuk contoh konkret misalnya di bidang cinta, kebutuhan seks, maupun kebutuhan untuk menjaga rahasia pribadi. 

Fungsi reproduksi mengandung arti beranak pinak, atau melahirkan keturunan. Bukankah nyaris tidak ada suami-istri yang tidak ingin mempunyai keturunan?

Adapun fungsi sosialisasi, yang dimaksud adalah tugas setiap ayah dan ibu untuk membimbing, atau memperkenalkan dan mengartikan norma-norma kehidupan kepada anak-anaknya. Ini berkaitan pula dengan fungsi menempatkan anak dalam masyarakat, agar sang anak memahami tatakrama pergaulan dengan orang-orang di sekelilingnya

Sedangkan fungsi pengaturan seksual, adalah fungsi untuk melestarikan atau membudayakan aturan-aturan berhubungan seksual pada manusia. Pengaturan seksual sebagai fungsi keluarga, dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
 1. Menanamkan norma-norma kekuasaan (norm of legtimacy)dalam berhubungan seks. Misalnya tidak boleh berhubungan seks dengan orang yang bukan istri atau suami yang sah.
 2. Menegakan tabu-tabu dalam berhubungan seks dengan keluarga dekat. Misalnya : tabu berhubungan seks dengan keluarga dekat atau di masa pertunangan. 
 3. Mencegah Penyimpangandalam berhubungan seksual. Misalnya : perzinahan, semen leven (kumpul kebo), pergundikan (konkubinasi), dan melahirkan sebelum menikah.

Dan fungsi sosial yang dimaksud adalah tugas setiap ayah dan ibu untuk selalu mengawasi atau mengontrol anak-anaknya, agar tidak menyimpan atau bahkan melanggar aturan-aturan hidup bermasyarakat.



Referensi :