Pengertian Agama
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti
"tradisi" atau "A" berarti tidak; "GAMA" berarti
kacau. Sehingga agama berarti tidak kacau. Dapat juga diartikan suatu peraturan
yang bertujuan untuk mencapai kehidupan manusia ke arah dan tujuan tertentu.
Definisi agama menurut para ahli. Agama menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Agama Menurut Para Ahli
1. Menurut A.M. saefuddin (1987), menyatakan bahwa agama merupakan kebutuhan
manusia yang paling esensial yang besifat universal.
2. Menurut Sutan Takdir
Alisyahbana (1992), agama adalah suatu system kelakuan dan perhubungan manusia
yang pokok pada perhubungan manusia dengan rahasia kekuasaan dan kegaiban yang
tiada terhingga luasnya
3. Menurut Sidi Gazalba (1975), menyatakan bahwa religi (agama) adalah
kecendrungan rohani manusia, yang berhubungan dengan alam semesta, nilai yang
meliputi segalanya, makna yang terakhir, hakekat dari semuanya itu.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas
yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.
Hubungan Agama dengan Masyarakat
Kaitan agama terhadap masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasauf.
Bukti di atas sampai pada pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agama yang diyakininya merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di mana pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial, dan individu dengan masyarakat seharusnyalah tidak bersifat antagonis.
Konflik Masyarakat yang Berhubungan dengan Masyarakat
1. Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental
Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat dalam bentrokan
masing-masing menyadari bahwa justru perbedaan doktrin itulah yang
menjadi penyebab dari benturan itu.
2. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama
Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang
permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan
perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan
antar kelompok dalam masyarakat.
3. Perbedaan Tingkat Kebudayaan
Agama sebagai bagian dari budaya bangsa manusia. Kenyataan membuktikan
perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia tidak sama. Secara sederhana
dapat dibedakan dua kategori budaya dalam masyarakat, yakni budaya
tradisional dan budaya modern.
4. Masalah Mayoritas da Minoritas Golongan Agama
Fenomena konflik sosial mempunyai aneka penyebab. Tetapi dalam
masyarakat agama pluralitas penyebab terdekat adalah masalah mayoritas
dan minoritas golongan agama.
Referensi
http://jurnalapapun.blogspot.com/2014/03/pengertian-dan-definisi-agama-menurut.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://ridone2311yahoocoid.blogspot.com/2012/05/hubungan-agama-dengan-masyarakat.html
http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=956&res=jpz